'Omah' sebagai Syarat terpenuhinya Kesejahteraan dalam Masyarakat Jawa
by Manazati on Nov.22, 2009, under jawa, masyarakat jawa, orang jawa, prinsip
Tipologi rumah atau tempat tinggal yang sering disebut “omah”, dimaksudkan adalah tempat bernaung bagi masyarakat di pulau jawa. Kehidupan orang jawa mencakup 3 syarat sebagai ungkapan pengertian hidup yaitu:
Bentukan rumah yang sederhana adalah ungkapan kesederhanaan hidup masyarakaat jawa. Hal itu dapat terlihat dari penggambaran bentuk denah yang cukup sederhana. Biasanya bentuk denah yang diterapkan adalah berbentuk persegi yaitu bujur sangkar dan persegi panjang. Hal tersebut sesuai dengan estetika hidup orang jawa yang mempunyai ketegasan prinsip dalam menjalankan tanggung jawab terhadap hidupnya. Bentuk persegi empat ini dalam perkembangannya mengalami perubahan dengan adanya penambahan-penambahan ruang pada sisi bagian bangunannya dan tetap merupakan kesatuan bentuk dari denah persegi empat.
Rumah “panggangpe” merupakan bentuk bangunan yang paling sederhana dan bahkan merupakan bentuk bangunan dasar. Bangunan “panggangpe” ini merupakan bangunan pertama yang dipakai orang untuk berlindung dari gangguan angin, dingin, panas matahari dan hujan. Bangunan yang sederhana ini mempunyai bentuk pokok berupa tiang atau “saka” sebanyak 4 atau 6 buah. Sedang pada bagian sisi sekelilingnya diberi dinding yang hanya sekedar untuk menahan hawa lingkungan sekitar atau dapat dikatakan sebagai bentuk perlindungan yang lebih bersifat privat dari gangguan alam. Pada perkembangannya bentuk rumah “panggangpe” ini mengalami perubahan menjadi variasi bentukan yang lain, kira-kira sebanyak 6 bentukan hasil dari perkembangan bentuk yang sederhana tersebut.
Berdasarkan sejarah perkembangannya bentuk rumah tinggal orang Jawa ada empat macam yaitu panggangpe, kampung, limasan dan joglo. Nama-nama ini diambil berdasarkan bentuk atapnya. "Panggangpe" ada beberapa jenis diantaranya "panggangpe gedhang selirang", "panggangpe trajumas", dan "panggangpe barengan". Jenis "kampung" diantaranya "kampung srotong", "kampung dara gepak" dan "kampung gajah njerum". Jenis "limasan" diantaranya "limasan apitan", "limasan klabang nyander" dan "limasan pacul gowang". Jenis "joglo" diantaranya "joglo sinom", "joglo pangrawit" dan "joglo semar tinandu".
Susunan ruangan yang terdapat dalam rumah tradisional ini tergantung pada besar kecilnya rumah, fungsi ruangan dan kebutuhan keluarga. "Panggangpe" adalah bentuk rumah dengan susunan ruangan yang paling sederhana sedangkan bentuk "joglo" mempunyai susunan ruangan yang lebih banyak.
Sumber Pustaka :
“Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta”, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, Jakarta, 1998
- Sandang (pakaian yang wajar),
- Pangan ( minum dan makan ),
- Papan ( tempat tinggal ).
Bentukan rumah yang sederhana adalah ungkapan kesederhanaan hidup masyarakaat jawa. Hal itu dapat terlihat dari penggambaran bentuk denah yang cukup sederhana. Biasanya bentuk denah yang diterapkan adalah berbentuk persegi yaitu bujur sangkar dan persegi panjang. Hal tersebut sesuai dengan estetika hidup orang jawa yang mempunyai ketegasan prinsip dalam menjalankan tanggung jawab terhadap hidupnya. Bentuk persegi empat ini dalam perkembangannya mengalami perubahan dengan adanya penambahan-penambahan ruang pada sisi bagian bangunannya dan tetap merupakan kesatuan bentuk dari denah persegi empat.
Rumah “panggangpe” merupakan bentuk bangunan yang paling sederhana dan bahkan merupakan bentuk bangunan dasar. Bangunan “panggangpe” ini merupakan bangunan pertama yang dipakai orang untuk berlindung dari gangguan angin, dingin, panas matahari dan hujan. Bangunan yang sederhana ini mempunyai bentuk pokok berupa tiang atau “saka” sebanyak 4 atau 6 buah. Sedang pada bagian sisi sekelilingnya diberi dinding yang hanya sekedar untuk menahan hawa lingkungan sekitar atau dapat dikatakan sebagai bentuk perlindungan yang lebih bersifat privat dari gangguan alam. Pada perkembangannya bentuk rumah “panggangpe” ini mengalami perubahan menjadi variasi bentukan yang lain, kira-kira sebanyak 6 bentukan hasil dari perkembangan bentuk yang sederhana tersebut.
Berdasarkan sejarah perkembangannya bentuk rumah tinggal orang Jawa ada empat macam yaitu panggangpe, kampung, limasan dan joglo. Nama-nama ini diambil berdasarkan bentuk atapnya. "Panggangpe" ada beberapa jenis diantaranya "panggangpe gedhang selirang", "panggangpe trajumas", dan "panggangpe barengan". Jenis "kampung" diantaranya "kampung srotong", "kampung dara gepak" dan "kampung gajah njerum". Jenis "limasan" diantaranya "limasan apitan", "limasan klabang nyander" dan "limasan pacul gowang". Jenis "joglo" diantaranya "joglo sinom", "joglo pangrawit" dan "joglo semar tinandu".
Susunan ruangan yang terdapat dalam rumah tradisional ini tergantung pada besar kecilnya rumah, fungsi ruangan dan kebutuhan keluarga. "Panggangpe" adalah bentuk rumah dengan susunan ruangan yang paling sederhana sedangkan bentuk "joglo" mempunyai susunan ruangan yang lebih banyak.
Sumber Pustaka :
“Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta”, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, Jakarta, 1998
Labels
jawa
(11)
Indonesia
(5)
Sejarah Demak
(5)
Demak
(4)
Islam
(4)
Wali Songo
(4)
Kerajaan
(3)
Letak Keraton Demak
(3)
Masjid
(3)
Sunan Kalijaga
(3)
Bani Jawi
(2)
Candi Borobudur
(2)
Jawadwipa
(2)
Kota wali
(2)
Masjid Agung Demak
(2)
sejarah
(2)
wali
(2)
Adolf Hitler Masuk Islam dan Mati di Indonesia ?
(1)
Aksara Jawa
(1)
Archipelago
(1)
Benua Atlantis
(1)
Brahma
(1)
Budaya
(1)
Gajah Mada
(1)
Ilmu Kejawen
(1)
Jalan Sunan Kalijogo Mencari Guru Sejati
(1)
James Richardson Logan
(1)
Kasultanan
(1)
Kerajaan Demak
(1)
Keraton
(1)
Majapahit adalah Kasultanan
(1)
Mengungkap Sosok Saridin (Syeh Jangkung)
(1)
Mitologi Jawa
(1)
Nusantara
(1)
Peradaban Jawa
(1)
Piramida di Garut
(1)
Rumah Joglo Jawa
(1)
Silsilah
(1)
Situs
(1)
Sleman
(1)
Suku Jawa
(1)
air tiga rasa
(1)
bahasa jawa
(1)
benarkah?
(1)
cerita turun menurun
(1)
hasan sadzali
(1)
makam
(1)
masyarakat jawa
(1)
muria
(1)
orang jawa
(1)
prinsip
(1)
pusat peradaban
(1)
rejenu
(1)
wisata
(1)
ziarah
(1)
Jam Garuda Indonesia
..tanya mbah 'Google' disini
Kawulo
- Manazati
- Demak, Indonesia
- Saya pria, lulusan Teknik Arsitektur PTS di Semarang tahun 2005. Saya bodoh didunia studi yang saya geluti, namun karena kebodohan saya itu..saya jadi berniat lebih serius mempelajari budaya, nilai-nilai arsitektur bangsa sendiri, sebagai wujud penghargaan kawruh atas leluhur.
_____Javanese_____
Untuk persahabatan, klik 'follow'
Primbon
'Mampir ngombe.....'
Mungkin kita haus akan nilai-nilai leluhur yang tanpa kita sadari telah terpojok disudut-sudut waktu.....
Blog Archive
-
▼
2010
(21)
-
▼
Mei
(10)
- Kamus Bahasa Jawa
- Javanese Alphabet (Aksara Jawa)
- JAVANESE, oohhh... Pudarnya Tata Krama-mu
- Bani Jawi Keturunan Nabi Ibrahim
- Jawa - Pulau Padi
- Bani Jawa Penghuni 'The Promised Land'
- Peradaban Jawa (Peradaban Atlantis) dikaitkan deng...
- 'Omah' sebagai Syarat terpenuhinya Kesejahteraan d...
- Seminar Nasional ’Mengungkap silsilah dan situs K...
- Intervensi Desain??
-
▼
Mei
(10)
0 komentar
Posting Komentar